Skip to main content

Featured

Ijazah S .Pd dan trankrip nilai

Wisuda sarjana pada tgl 27 November 2016 restoran lucky king Medan STAB Bodhi Dharma. Surat penting atau dokumen penting pendidikan sarjana pendidika  S1 adalah suatu dokument penting setelah wisuda dan tanda bukti memperoleh gelar sarjana S.1,  selama kuliah 4 tahun 8 semester hasilnya adalah suatu bukti nyata dan hasil dalam pendidikan, ini merupakan hasil selama kuliah dibangku pendidika  selama 4 tahun 8 semester dan sejarah seumur hidup dalam dunia pendidikan akademis Sarjana bagi mahasiswa adalah bukti nyata secara akademis adalah ijazah sebagai bukti hasil akhir kuliah dalam pendidikan, ijazah adalah suatu hasil akhir yang diperoleh sebagai bukti hasil pendidikan  dan berhak memperoleh gelar sarjana akademis, masa kuliah bagi mahasiswa adalah hasil kelulusan dan memperoleh ijazah asli dari akademis dan bukti nyata berhak memperoleh gelar sarjan secara akademis Ijazah dan trankrip nilai adalah hasil pembelajaran dan kuliah dikampus, hasil nilai adalah suatu bu

SILA UNTUK GHARAVASA

SILA UNTUK GHARAVASA


Kelompok Umat Buddha
Perumahtangga (Gharavasa)
Orang yang meninggalkan kehidupan rumahtangga (Pabbajita)
PANCASILA:

Yang termasuk dalam sila pertama ini yang harus kita hindari :
menyiksa manusia dan binatang
membunuh manusia dan hewan
menyakiti (jasmani) manusia dan hewan
Ada lima faktor untuk dapat disebut membunuh:
Adanya makhluk hidup
Tahu bahwa makhluk itu hidup
Ada kehendak untuk membunuh
Ada usaha untuk membunuh
Makhluk itu mati sebagai hasil dari usaha tersebut
Yang termasuk dalam sila kedua ini yang harus kita hindari adalah:
Mencuri, mencopet, merampok dan sejenisnya
Korupsi, manipulasi, penggelapan barang atau uang sejenisnya
Berjudi, taruhan dan sebagainya
Ada lima faktor untuk dapat disebut mencuri:
Adanya sesuatu/barang milik pihak lain
Tahu bahwa barang itu ada pemiliknya
Ada kehendak untuk mencuri
Berusaha untuk mencurinya
Berhasil mengambil barang itu melalui usaha tersebut
Hal yang perlu dihindari dalam pelaksanaan sila ini adalah:
berzinah (melakukan hubungan kelamin dengan bukan suami/isterinya)
berciuman dengan orang lain jenis kelamin yang disertai dengan hawa nafsu birahi
menyenggol, mencolek dan sejenisnya yang disertai dengan hawa nafsu birahi
perbuatan lain yang dapat memberikan peluang terjadinya pelanggaran
Ada empat faktor untuk dapat disebut berzina :
ada objek yang tidak patut digauli
ada kehendak untuk menyetubuhi objek tersebut
ada usaha untuk melakukan
berhasil menyetubuhi, dalam arti berhasil memasukkan alat kemaluannya ke dalam salah satu dari tiga lubang (mulut, anus, atau liang peranakan) walaupun hanya sedalam biji wijen.
Sila keempat ini yang harus kita hindari adalah:
berbohong, menipu dan sejenisnya
memfitnah, menuduh dan sejenisnya
Berkata kasar atau memaki dan sejenisnya
Omong kosong, ucapan yang tidak ada gunanya dan sebagainya
Ada empat faktor untuk dapat disebut berbohong/berdusta:
Ada sesuatu hal yang tidak benar
Ada kehendak untuk mengatakan,
Ada usaha untuk mengucapkannya
Mengucapkan dan pihak lain mempercayainya
Sila Kelima, hal yang perlu dihindari dalam pelaksanaan sila ini adalah:
segala minuman/makanan yang memabukan
Barang yang bila digunakan/dimasukkan di dalam tubuh bisa membuat kita tidak sadar dan ketagihan
Ada empat faktor untuk dapat disebut mabuk-mabukan:
Ada sesuatu yang membuat nekat, mabuk tak sadarkan diri, yang menjadi dasar kelengahan dan kecerobohan
Ada kehendak untuk menggunakannya
Menggunakannya
Timbul gejala mabuk atau sudah menggunakanya (meminumnya) hingga masuk melalui tenggorokan
PANCADHARMA:
Kalau Pancasila bersifat negatif, maka Pancadharma adalah bersifat positif.
Pancadhamma disebut pula sebagai Kalyana Dhamma, yaitu yang akan memuliakan (mendukung) mereka yang mempraktikkan sila.
Pancadharma ini ada lima yang masing-masing berhubungan secara berpasangan dengan sila-sila yang terdapat dalam Pancasila
Unsur Pancadharma:
Cinta kasih dan belas kasihan (metta- karuna)
Mata pencaharian benar/penghidupan benar (samma ajiva)
Kepuasan (santutthi)
Kebenaran atau kejujuran (sacca)
Ingat dan waspada (sati sampajanna)
ATTHASILA:

Referensi:
Dhammika, Shravasti. 1996. Good Question Good Answers. Diterjemahkan oleh Surja Handaka Vijjananda. Surabaya: Yayasan Dhammadipa Arama
Mukti, Krishanda W. 2003. Wacana Buddha Dharma. Jakarta: Yayasan Dharma Pembangunan
Rashid, Teja. 1997. Sila dan Vinaya. Jakarta: Penerbit Buddhis Bodhi.
KUIS:
1.Apakah Pancasila merupakan suatu aturan yang harus dilaksanakan oleh umat Budha?
2.Mengapa Buddha mengajarkan kepada kita untuk menghindari membunuh, mencuri, berbuat asusila, berdusta, dan mabuk-mabukan?
3.Jelaskan syarat-syarat perbuatan disebut membunuh, mencuri, berzina, berdusta, dan mabuk-mabukan!
4.Jelaskan aspek positif dari Pancasila!
5.Apakah agama Buddha membolehkan umatnya untuk melakukan poligami? Jelaskan!
6.Apakah bedanya antara sila ketiga Pancasila dan sila ketiga Atthasila

Popular Posts